Pages

Jumat, 03 Juni 2016

Tradisi Sega Bancakan

          Sega bancakan yaitu tradisi dari jawa yang memiliki arti sega yaitu nasi dan bancakan Bancakan merupakan suatu istilah adat istiadat atau kebiasaan masyarakat jawa yakni berupa ritual doa atau hajatan yang dilakukan secara bersama-sama atas suatu kepentingan dan harapan tertentu baik itu oleh perseorangan maupun kelompok. 
           Jika kita memperhatikan dengan seksama sebenarnya bancakan merupakan sebuah aktivitas yang isinya adalah permohonan. Inti dari acara ini yaitu memohon atas sesuatu yang diinginkan oleh pemilik hajat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bancakan biasanya dilakukan oleh beberapa orang yakni seorang sebagai pemimpin yang lebih dikenal dengan nama modin, sedangkan orang yang lainnya adalah sebagai saksi. Bancakan sudah dikenal di berbagai daerah hingga di luar Jawa, akan tetapi di daerah Jawa masih kental akan kepercayaan nenek moyang yang dikaitkan dengan bancakan sebagai rasa penghormatan masyarakatnya. Di daerah Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Blora aktivitas bancakan ini sudah menjadi rutinitas warga. Pelaksanaannyapun beragam, bisa atas dasar perseorangan ataupun kelompok tergantung maksud dan tujuannya.
Bancakan perseorangan.
Untuk bancakan ini prosesi dilakukan oleh seorang tokoh agama setempat, bancakan ini disaksikan oleh orang yang telah diundang sebelumya oleh si pemilik hajat. Kemudian mereka melakukan doa bersama dan pada akhir acara biasanya orang yang telah diundang tadi diberi suatu bentuk imbalan. Kebanyakan imbalan tersebut yaitu berupa makanan siap saji, akan tetapi ada juga yang berupa makanan mentah, pakaian, atau uang tunai. Bancakan perseorangan ini memiliki berbagai jenis ragamnya, seperti tasyakuran, akikah, wiwit, unggah, ruwat, dan manakiban serta bancakan untuk orang yang telah meninggal. Bancakan perorangan juga terkadang diadakan hanya untuk keluarga saja, misal acara misal kumpul keluarga.
Bancakan kelompok
Berbeda dengan bancakan perseorangan, bancakan kelompok merupakan permohonan atas suatu kelompok orang banyak. Ritual ini terkesan lebih mudah dan demokratis. Prosesinya berawal dari semua masyarakat berkumpul dengan kesadaran diri tanpa ada paksaan. Dalam adat ini mereka biasanya 
membawa suatu bentuk makanan yang disebut asahan. Hal ini merupakan suatu sumber kebersamaan. Kemudian, setelah mereka berkumpul, modin memanjatkan doa yang disertai oleh seluruh warga, nah setelah itu baru asahan yang telah dibawa itu dimakan bersama-sama. Tak jarang pula asahan tersebut dibawa pulang oleh masing-masing warga. Bancakan ini memiliki berbagai jenis seperti sedekah bumi, mauludan, megengan, tahun baru, sedekah laut, dan tolak bala.

0 komentar:

Posting Komentar