Pages

Jumat, 03 Juni 2016

Lirik Mars INKAI



MARS INKAI

Institut Karate-Do Indonesia.. inkai
Denganya sabuknya melingkari dunia
Berukir merah putih lambang sikap berani
Namun tetap hati bersih

Melatih beladiri para putra-putri
Membentuk pribadi luhur dan jujur
Menjaga sopan santun sportivitas dijunjung
Di arena siap tarung

REFF :

Berlatih tanpa henti meraih prestasi
Dengan tekad suci
Harumkan nama bangsa diseluruh negeri
Persembahan untuk ibu pertiwi

Institut Karate-Do Indonesia.. inkai
Denganya sabuknya melingkari dunia
Walau badai menghadang

Sejarah Karate Inkai di Indonesia

bendera copy


Pada tanggal 15
April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya
ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada
Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Baud A.D. Adikusumo. Ia adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA. Ia mulai mengajarkan karate. Pada Tahun 1967 beliau berkumpul dengan dua mahasiswa Indonesia yang juga telah menyelesaikan kuliah dari Jepang yakni Sabeth Mukhsin dan Anton Lesiangi. Pada tahun 1970, Sabeth Mukhsin beserta dengan Baud A.D. Adikusumo dan Anton Lesiangi Mendirikan PORKI (Persatuan Olah Raga Karate Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia). Pada waktu itu Sabeth Mukhsin telah mendapatkan tingkatan DAN 3 dari JKA (Japan Karate Association) yang merupakan DAN tertinggi di Indonesia pada waktu itu, Anton Lesiangi (DAN 1 JKA) dan Baud A.D. Adikusumo (DAN 1 JKA)
Sabeth Mukhsin, Anton Lesiangi beserta Baud A.D.Adikusumo akhirnya mendirikan Lembaga Pendidikan Karate yg disebut INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)pada tahun 1971 yang dikenal sebagai Perguruan (Lembaga Pendidikan) pertama di Indonesia.
Beberapa tahun kemudian Baud A.D. Adikusumo mendirikan Institut Karate Do (INKADO) dan Anton Lesiangi mendirikan Perguruan Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club).
Dari situlah berkembang apa yg disebut Aliran Karate lain yaitu Wado dibawah asuhanWado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryuNardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh KONI…
Pada Tahun 1985 terjadi kericuhan di badan organisasi FORKI, dan muncullah induk organisasi cabang olahraga Karate yang baru yang disebut PKSI (Persatuan Karate Seluruh Indonesia) yang memakai sistem organisasi Cabang Olahraga yang memiliki kurikulum baku tanpa menganut Aliran Karate.
Pada tahun 2000, PKSI pun berganti nama menjadi FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia)
Sampai saat ini di Indonesia ada 2 Induk Organisasi Cabang Olahraga Karate, yakni FORKI (yang menganut Cabang Olahraga Karate Aliran) dan FKTI (yang menganut Cabang Olahraga Karate tanpa Aliran).
Sumber : http://karateinkai.ukm.undip.ac.id/?page_id=22

Tradisi Sega Bancakan

          Sega bancakan yaitu tradisi dari jawa yang memiliki arti sega yaitu nasi dan bancakan Bancakan merupakan suatu istilah adat istiadat atau kebiasaan masyarakat jawa yakni berupa ritual doa atau hajatan yang dilakukan secara bersama-sama atas suatu kepentingan dan harapan tertentu baik itu oleh perseorangan maupun kelompok. 
           Jika kita memperhatikan dengan seksama sebenarnya bancakan merupakan sebuah aktivitas yang isinya adalah permohonan. Inti dari acara ini yaitu memohon atas sesuatu yang diinginkan oleh pemilik hajat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bancakan biasanya dilakukan oleh beberapa orang yakni seorang sebagai pemimpin yang lebih dikenal dengan nama modin, sedangkan orang yang lainnya adalah sebagai saksi. Bancakan sudah dikenal di berbagai daerah hingga di luar Jawa, akan tetapi di daerah Jawa masih kental akan kepercayaan nenek moyang yang dikaitkan dengan bancakan sebagai rasa penghormatan masyarakatnya. Di daerah Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Blora aktivitas bancakan ini sudah menjadi rutinitas warga. Pelaksanaannyapun beragam, bisa atas dasar perseorangan ataupun kelompok tergantung maksud dan tujuannya.
Bancakan perseorangan.
Untuk bancakan ini prosesi dilakukan oleh seorang tokoh agama setempat, bancakan ini disaksikan oleh orang yang telah diundang sebelumya oleh si pemilik hajat. Kemudian mereka melakukan doa bersama dan pada akhir acara biasanya orang yang telah diundang tadi diberi suatu bentuk imbalan. Kebanyakan imbalan tersebut yaitu berupa makanan siap saji, akan tetapi ada juga yang berupa makanan mentah, pakaian, atau uang tunai. Bancakan perseorangan ini memiliki berbagai jenis ragamnya, seperti tasyakuran, akikah, wiwit, unggah, ruwat, dan manakiban serta bancakan untuk orang yang telah meninggal. Bancakan perorangan juga terkadang diadakan hanya untuk keluarga saja, misal acara misal kumpul keluarga.
Bancakan kelompok
Berbeda dengan bancakan perseorangan, bancakan kelompok merupakan permohonan atas suatu kelompok orang banyak. Ritual ini terkesan lebih mudah dan demokratis. Prosesinya berawal dari semua masyarakat berkumpul dengan kesadaran diri tanpa ada paksaan. Dalam adat ini mereka biasanya 
membawa suatu bentuk makanan yang disebut asahan. Hal ini merupakan suatu sumber kebersamaan. Kemudian, setelah mereka berkumpul, modin memanjatkan doa yang disertai oleh seluruh warga, nah setelah itu baru asahan yang telah dibawa itu dimakan bersama-sama. Tak jarang pula asahan tersebut dibawa pulang oleh masing-masing warga. Bancakan ini memiliki berbagai jenis seperti sedekah bumi, mauludan, megengan, tahun baru, sedekah laut, dan tolak bala.

Gunung Merbabu Via Selo


Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya ke gunung merbabu via selo yang menurut saya ini adalah pengalaman yang sangat metal ahaha. who knows saya dan teman saya Chiende pergi pada saat UTS, bukan pada saat UTS berlangsung tapi kita pergi memang pada saat hari dimana kita tidak mendapatkan jadwal UTS. Ok back to the story, pada tanggal 16 mei setelah dari daftar ulang dari kampus kita pergi ke St. Pasar Senen, kita sampai disana sekitar pukul 15.45, karena kita gak tau cara memesan tiket dan gak tau juga tempatnya dimana, disana kita kebingungan and finally kita memutuskan untuk bertanya ke petugas, and waalaaa ternyata loket untuk pemesanan tiket sudah tutup jam 15.30 kita cuma bisa ketawa-ketawa gak jelas, dan tentu saja kita kecewa. akhirnya kita memutuskan untuk kembali lagi ke stastiun besok.
Esok hari setelah selesai kuliah, kita langsung pergi ke stasiun pasar senen, sesampai disana kita masih bingung dengan loket pembelian, kita memutuskan untuk bertanya pada satpam, dan ternyata kita kita tidak perlu keloket untuk membeli tiket karena ada mesin untuk pemesanan tiket, disitu kita hanya bisa berkata “kalo tau gitu kenapa kemarin kita gak kesitu aja, seharusnya kemarin kita udah dapet tiket :v”.
Entah pikiran saya kenapa, dan terganggu oleh apa tiket yang saya pesan adalah tiket pulang terlebih dahulu dan saya tidak mengecek jam keberangkatan. Dan mau tidak mau kita harus membuat rencana karena jadwal keberangkatan dari stasiun purwosari adalah jam 6 sore, dan itu sangat mepet karena kita takut tidak sampai stasiun jam setengah 6. After that kita memesan tiket berangkat dari stasiun senen ke stasiun purwosari.

Kita berangkat dari stasiun pasar senen 19 mei 2016 pukul 12:30 sampai stasiun purwosari pukul 21:52. Selama perjalan menuju stasiun kita sangat bosan, tidak tahu ingin berbuat apa karena perjalanan kita cukup lama.
Pada saat didalam kereta
Sampai di stasiun puwosari kita menunggu fadil, fadil adalah teman chiende dari SMP. Lama menunggu akhirnya kita dijemput, chiende naik motor bersama fadil lalu saya dan zaki naik taxi yang dipesan oleh fadil, kami menuju gerbang belakang kampus UNS, sampai disana saya diantar fadil kekosan perempuan tempat temannya agar aku bisa bersitirahat disana, setelah manaruh semua barang bawaan saya dan fadil pergi untuk makan bersama chiende dan zaki, disebuah warung. Selesai makan saya kembali kekosan untuk istirahat, zaki dan chiende kembali kekosan fadil, sebelum tidur mereka merepacking bawaan untuk besok, tapi saya tidak ikut membantu, karena saya tidak sedang disana hehe.
ini mereka yang lagi repacking :D
            Esok harinya saya dijemput fadil jam 11:00 untuk kekosannya karena setelah sholat jum’at kita akan langsung berangkat ke selo. Sampai dikosannya zaki asik bermain game dan chiende entah dia sedang sibuk apa :D. Sebelum pergi sholat jum’at kami makan di warung, dan setelah itu saya menunggu sholat jum’at selesai disebuah warung depan masjid (sudah seperti anak hilang, yang Cuma bisa clingak clinguk karena tidak tau lagi ingin berbuat apa wkwk). Selesai sholat jum’at saya sholat dzuhur lalu kembali kekosan fadil. Rencana awal setelah sholat jum’at kita berangkat gagal karena ada masalah dengan kurangnya kendaraan. Jam setengah 4 kami berangkat, namun diperjalanan turun hujan deras, kami menunggu hujan reda di SPBU cukup lama, sampai semapt diperkirakan kita gagal naik. Hujan mulai reda pada saat magrib. Namun kita sempat berunding untuk tetap melanjutkan perjalanan atau tidak, salah satu dari kami ada yang tidak bisa ikut karena akan sampai di basecamp larut malam. Oh iya sebenarnya pada saat berangkat dari kosan fadil ada 6 orang yaitu saya, chiende, zaki, fadil, ka bayu, dan satu lagi saya lupa namanya. Dan yang saya lupa namanya itu yang tidak jadi ikut naik. Akhirnya fadil mengantar dia pulang dan kami menunggu fadil kembali. Pukul 19:00 fadil sampai lalu kami melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan menuju basecamp kami disuguhkan pemandangan yang sangat indah, namun kami juga dilanda beberapa kendala, yag dari motor yang rodanya tidak benar, motor tidak kuat menanjak, lampu depan motor mati, jalanan yang rusak dan curam, belum lagi ditambah yang keadaan gelap dan sunyi. Sampai di basecamp pukul 22:00.
Fadil memutuskan tidak bisa naik karena esoknya ia ada pertandingan futsalyang tidak bisa ditinggalkan, ia akan pulang saat shubuh. Sampai disana kami makan dan setalah itu istirahat.
ini basecamp temapt kami beristirahat
Fadil dan ka bayu asik berbincang-bincang dengan para pendaki lain yang ada di basecamp, sementara saya dan chiende tidak bisa tidur dan juga pikiran kami tidak tenang karena kami harus pilih salah satu kami dikejar waktu dengan tiket kereta untuk pulang hari saptu pukul 6 sore. Jika ingin kita sampai stasiun tepat waktu kita tidak bisa sampai puncak hanya sampai pos 1 atau 2 lalu pulang, dan kami coba mencari kereta untuk pulang hari minggu dan ternyata sudah habis, kami dilanda kebingungan, dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang hari minggu dan membiarkan tiket kereta hangus. Dan untuk pulang kami dicarikan bis oleh fadil. Pada saat itu kita hanya tertawa dan berbicara karena kita cukup metal(nekat) karena hari senin kita da jadwal UTS dan mau tidak mau hari minggu kita harus pulang tepat waktu dan sampai jakarta tepat waktu juga.
Suasana pagi hari di basecamp
sebelum berangkat
Pagi harinya setelah sarapan, dan bersenda gurau, pukul 08:00 pagi kami berangkat. Belum sampai gerbang utama jalur pendakian kami sudah kewalahan, mungkin karena kami terlalu banyak tertawa haha :D, tapi walaupun kewalahan semangat kami msih tetap membara dong.

Kami berjalan selama 8 jam, bukan 8 jam penuh loh ya mana mungkin saya kuat :D sudah pasti kami selingi dengan beristirahat di tengah jalan dan pada sat dipos juga. Karena saya pertama kali mendaki di pikiran saya hanya ada kalimat kuat gak ya sampe puncak?, saya sanggup gak ya?, velyne pasti bisa. Tidak dari suport diri sendiri, selama perjalan chiende tak ada hentinya memberi semangat, entah itu dengan bilang bentar lagi sampe pos loh, diatas papah nunggu kamu, dan para pendaki lain yang kami temui dijalanpun saling memberi suport. Tidak hanya kekhawtiran akan mampu atau tidaknya tapi juga tentang penyakit saya yang terkadang tidak terduga datangnya yaitu maag, itu yang paling saya takutkan, karena walaupun tidak telat makan, seringkali maag itu tetap datang :’(.
Berikut foto-foto yang saya ambil selama mendaki keatas:
 
Yeay kita sampe pos 1 *happy*
Ini kita dipos 2 :)
Ini track yang harus kita lewatin untuk ke pos 2 atau 3 saya lupa :’D
Menuju sabana 1
ini beberapa foto kami dipos 3, disana kami berisitirahat dan menikmati pemandangan yang sangat indah
Lagi masak mie wkwk :D
Sebelum kami berangkat ke sabana 1 kami makan terlebih dahulu, kami memasak mie, dan membuat minuman hangat. Saat mie sudah siap untuk disantap ka bayu ada ide agar kita makan kenyang, kebetulan ada roti tawar, kami membuat roti tawar isi mie haha. Untuk soal rasa menurut saya enak haha maklum kelaperan jadi ya bersyukur juga bisa makan.

                                                                                     
untuk rasa jangan ditanya, ini enak lohh
            Selesai makan kami bersiap berangkat menuju sabana 1, kami menghabiskan waktu kalau tidak salah 3 jam karena kebetulan di tengah perjalan saat naik hujan turun dengan derasnya, karena saya jalan duluan saya hanya dapat berdiam diri mencari tempat yang aman, karena temapt yang aman ditengah-tengah jalan karena sebelah kanan dan kiri ada aliran air dan kebetulan karena hujan aliran itu sangat deras, kebetulan ka bayu dapat menyusul saya namun tidak dapat ketempat saya berdiri karena air yang sanagt deras dan tidak bisa dilewati, dia mendapatkan tempat berteduh dibaah pohon, dan ka bayu menyuruh saya untuk berjalan keatas sedkit untuk berteduh setelah saya kesana ternyata tempat tersebut tidak bisa untuk berteduh karena ada lubang yang sanagt dalam, dan sayapun kembali ketempat awal berdiri ditengah-tengah saat hujan turun dengan derasnya (nb: disini saya berasa jadi patung dengan memasang wajah melas ditengah hujan deras di pegunungan hahaha). Oh iya pada saat chiende dan zaki masih dibawah. Setelah hujan mulai reda saya dan ka bayu menunggu  chiende dan zaki. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke sabana 1.
            Sampai disabana 1 kami mencari tempat untuk memasang tenda, setelah menemukan tempat yang pas kami pun mendirikan tenda, saya hanya bisa membantu sedikit karena saya sudah sangat kedinginan dan sudah tidak kuat. 1 tenda sudah selesai didirikan akhirnya saya disuruh masuk kedalam tenda dan ganti pakaian. Seteleah ganti pakaian saya hanya bisa meringkuk kedinginan didalam tenda. Disitu saya sangat merasa bersalah karena hanya saya yang enak, mereka hujan-hujanan untuk mendirikan tenda yang ke 2, membereskan barang-barang. Setelah tenda 2 didirikan saya pindah ke tenda 2, dan setelah itu istirahat, dan saya melewatkan matahari tenggelam L. Malam yang sangat panjang dan badan saya makin menggigil, chiende menenangkan saya, dan menjaga saya, sampai sampai saya diberi 3 jaket dan itu masih tetap menggigil, badan saya agak panas, chiende memberi saya byebye fever, setelag agak tenang saya tertidur sebentar lalu terbangun, dan saya melihat chiende yang menggigil kedinginan, saya coba menenangkan dia dengan memberi kerudung pashmina saya yang ada didalam tas, dan jaket yang saya kenakan. Setelah dia mulai tenang, kembali saya menggigil kedinginan :D ini ganti – gantian banget hahaha, kami menggigil karena tenda yang kami tempati ini entah kenapa terasa sangat dingin berbeda denga tenda yang zaki tempati sangat hangat.
Next, pagi-pagi kami menunggu sunrise bersama sama, dan menikmati pagi buta di sabana 1 yang sangat dingin, namun sangat ramai. Setelah melihat sunrise, kami masak untuk sarapan pagi, setelah masak dan makan kami membereskan barang-barang kami dan merapikan tenda yang kami dirikan, setelah semua beres, kami turun ke basecamp waktu yang kami habis untuk perjalanan turun adalah 2 jam. Sampai dibasecamp kita isitirahat sebentar lalu kita pulang, dan kami langsung pergi keterminal untuk pulang ke jakarta, samapi dijakrta pukul 06:00. Setelah samapi di pasar rebo, kami berpisah dan pulang keruma masing-masing, saya sih bukan rumah tapi kosan :D, jam 10:30 saya dan chiende UTS. Sekian cerita dari saya, maafkan jika cerita ini membosankan, atau apapunlah itu :D. Yang sudah baca samapi akhir, gomawoyo chingudeul, thank you so much hehe. Oh iya thank you so much chiende udah ngajak saya kesini hehe, arigatou, kamsahamnida, gomawo, kesuwun hehe.

Ini dia foto-foto saat menunggu sunrise, saat sunrise, intinya saat di sabana 1 J